Subak baru-baru ini diresmikan menjadi salah satu pusaka dunia (29 Juni 2012) oleh UNESCO. Subak merupakan sistem yang telah berkembang sejak abad ke-9 didasari oleh Filosofi Tri Hita Karana yang mendasari sistem pengairan di Bali dan merupakan bentuk pertemuan pengaruh budaya Bali dan India sejak lebih dari 2000 tahun. Hal itulah yang kemudian membentuk kebudayaan Bali yang memandang hubungan antara sesama manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan sebagai satu kesatuan yang saling terkait satu sama lain. Peranannya sangat penting bagi budaya Bali yang agraris, selain mengatur sistem pengairan, Subak juga merupakan satu sistem yang erat kaitannya dengan pelestarian alam karena menyangkut permasalahan air dari hulu hingga ke hilir. Elemen-elemen yang erat kaitannya dengan subak adalah, pura, danau, sungai, sawah, hingga laut.
Keberadaan Subak lah yang membentuk keunikan budaya Bali. Budaya dan alam sangat erat kaitannya sehingga muncul berbagai kebudayaan yang unik di setiap daerah sesuai dengan kondisi alam sekitarnya. Budaya yang dimiliki Bali begitu unik sehingga sangat menarik perhatian dan menjadikannya salah satu tujuan wisata terkemuka di dunia. Kontur alam di Bali telah menciptakan budaya yang memiliki kedekatan dengan alam dan kami yakin banyak pihak yang telah berupaya untuk mencegah pergeseran budaya yang menyebabkan degradasi lingkungan di Bali. Pelestarian bukan hal yang mudah dan ada banyak tantangan, terutama dalam menghadapi arus modernitas yang banyak mengikis kelestarian pusaka alam dan budaya yang tak ternilai.
Berkaitan hal di atas, komunitas CouchSurfing Indonesia yang berbasis situs hospitality network www.CouchSurfing.org ingin memberikan kontribusi terhadap tantangan pelestarian budaya Bali khususnya. Komunitas CouchSurfing merupakan komunitas wisatawan atau penjelajah yang membuka kesempatan pertukaran budaya antar anggotanya. Komunitas ini berdiri pada tahun 2004, dan didirikan oleh seorang penjelajah berkebangsaan Kanada. Hingga tahun 2011, Couchsurfing Indonesia sendiri telah mencapai jumlah anggota sebanyak 9,148 orang. Sebanyak 2,976 anggota berdomisili di Jakarta, 1,368 anggota di Jawa Barat, 509 anggota di Jawa Tengah, 1,129 anggota di Jawa Timur, 607 anggota di Bali, 72 anggota di Aceh, 319 anggota di Sumatera Utara dan sisanya tersebar sampai dengan Papua Barat. Komunitas ini telah membuka cakrawala baru yang mendorong percepatan pemahaman antar budaya yang dilakukan oleh para penjelajah yang menjadi anggota. Sejak tahun 2010, komunitas CouchSurfing telah mengadakan acara CouchSurfing Indonesia Festive (CSIFestive) yang cukup sukses menarik perhatian publik skala nasional dan internasional. Tema yang dikemukakan tahun lalu merupakan gabungan petualangan alam dan budaya.
Kegiatan CSIFestive2012 merupakan salah satu dari sekian banyak upaya mengingat kembali pentingnya tradisi yang menjaga alam dan dimaksudkan agar kegiatan apapun yang diselenggarakan di Bali hendaknya dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk Bali dan masyarakatnya. Dengan demikian keberadaan CouchSurfing lebih banyak diketahui dan dilihat sebagai organisasi dan movement yg positif. Atas dasar pemikiran di atas, kami telah menentukan tema CSIFestive2012 yang relevan dengan isu pelestarian lingkungan dan budaya Bali. CSIFestive2012, mengambil tema Traveling with Mission dengan sub tema NACULA (Nature Creates Culture and Adventure) akan mengadakan serangkaian kegiatan yang meliputi wisata kuliner khas Bali, lomba fotografi, penulisan kreatif, pembuatan filem dokumenter dan pemutaran filem dengan tema SUBAK, lokarya mengenai SUBAK dan kelautan, hitchhiking, kegiatan petualangan alam dan bakti sosial yang akan menciptakan interaksi antara partisipan CSIFestive2012 dan masyarakat di tempat diselenggarannya acara.
Semua acara yang telah diramu ditujukan untuk pelestarian budaya Bali, khususnya SUBAK yg erat kaitannya dengan lingkungan dan bermanfaat bagi para anggota CouchSurfing Indonesia bila dapat menarik pelajaran dan benang merah dari keseluruhan proses perjalanan mereka selama di Bali dan nantinya diharapkan dapat menyebarkan semangat pelestarian yang mereka pelajari di Bali sehingga acara ini akan membekas dan menjadi cikal bakal pergerakan yg lebih luas lagi yg bisa dilakukan di setiap kota di seluruh Indonesia.
0 comments:
Posting Komentar